Drama merupakan suatu cerita yang tokoh-tokohnya dimainkan peranannya secara nyata berdasarkan cerita tersebut. Melalui kegiatan bermain peran dalam drama, siswa dapat memahami pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut secara nyata dan terlibat langsung. Selain itu, dengan bermain peran, siswa diharapkan mampu dan berani serta melatih kepercayaan dirinya untuk tampil berinteraksi memainkan peran tokoh sebagaimana dalam cerita, melatih pengungkapan ekspresi siswa dalam memerankan tokoh dalam drama dan melatih keterampilan berbahasa mereka yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis yang saling berkaitan dan telah dijelaskan pada postingan sebelumnya. Berikut contoh naskah drama yang mungkin sudah terkenal dan saya ubah menjadi versi saya sendiri.
Bayud Si Pengembala
Di sebuah desa, ada seorang pengembala sapi yang bernama Bayud. Dia setiap hari
membawa sapi-sapinya ke ladang rumput untuk diberi makan. Dia hidup di
masyarakat yang begitu harmonis yang suka membantu sama lain. Apabila ada orang
yang mengalami kesusahan di desa tempat tinggal Bayud, hampir seluruh warga
datang membantu. Hingga suatu ketika pada siang hari saat jam tidur siang,
Bayud si pengembala merasa kesepian duduk di bawah pohon melihat sapi-sapinya
makan rumput.
Bayud: "Hmmmmmm, sepi sekali ya
hari ini, kemana sih para warga desa kok nggak ada yang lewat
sini. Biasanya
banyak orang yang lewat sini untuk pergi ke sawah".
Bayud kemudian melamun dan
berpikir bagaimana cara agar dia bisa membuat wilayah ladang menjadi ramai
untuk mengatasi kebosanannya. Timbul ide di kepalanya untuk membohongi warga
sekitar. Dia pun berjalan ke arah rumah warga yang di dekat ladang rumput dan
berteriak..
Bayud: "Tolooong tolong toloong
aku. Ada macan yang muncul dari dalam hutan kemudian memakan sapi-sapiku.
Tolong bantu aku... tolong... ".
Warga
yang ada di sekitar pun mendengar ada orang yang minta tolong dan bergegas
keluar rumah untuk menolong orang tersebut.
Herman: "Suara apa itu, seperti
ada orang yang minta tolong".
Istri Herman: "Paaak bapaakkk"(dari luar
kamar berteriak).
Herman: "Iya bu ada apa?"(bergegas
keluar)
Istri: "Ada orang yang minta
tolong pak, sepertinya itu suara Bayud pengembala sapi itu, katanya ada macan
yang muncul dari hutan dan memakan sapi-sapinya".
Herman: "Astagfirullaah. Beneran
bu?"
Istri: "Iyaa paak ibu mendengar
sendiri teriakannya dari luar rumah tadi ibu sedang menjemput jemuran".
Herman: "Baiklah bu, saya keluar
dulu membantu Bayud (sambil membawa pedang)"
Istri: "Iya paak hati-hati
(cemas)"
Herman
pergi keluar rumah dan melihat warga sekitar juga berlarian menuju sumber suara
yang meminta tolong.
Eko: "Pak Herman, ada orang yang
minta tolong dari arah sana".
Herman: "Iya saya tahu, mari kita
ikuti warga ke sana juga".
Sesampainya
warga di sana, ternyata tidak ada apa-apa. Warga hanya melihat Bayud tertawa
terbahak-bahak.
Bayud: "Hahahahahaha... wkwkwkwkwk..."
Warga: "Mana macannya? Kami siap menangkapnya. Berbahaya jika dibiarkan berkeliaran".
Bayud: "Hahahaha... Tidak ada macan. Saya hanya bercanda saja teman-teman. Wkwkwk"
Warga: "Kamu ini Bayud kami kira beneran". (lega)
Bayud: "Nggak,tuh lihat sapi-sapiku makan dengan santainya.
Haha"
Tibalah
Herman dan Eko di tempat sumber suara mereka melihat warga yang agak kesal tapi
wajah mereka tenang.
Herman: "Ada apa ini, siapa yang meminta tolong dan mana macannya?"
Warga: "Ini si Bayud pak. Katanya ada macan yang memangsa sapi-sapinya eh ternyata dia
hanya
bercanda".
Eko: "Waduh waduuhh Bayud kamu ini orangnya memang suka bercanda yaa. Kasian warga
sudah terganggu dengan candaanmu".
Bayud: "Maaf maaf wkwkwk"
Herman: "Ya udah. Bagusllah kalau tidak terjadi apa-apa. Semuanya bubar dan Bayud lain
kali jangan bercanda lagi yah".
Bayud: "Iya pak.hehehehe"
Herman,
Eko dan warga pun bubar dan kembali ke temapat masing-masing.
Keesokan
harinya, ternyata Bayud mau beulah lagi. Rupanya Bayud puas bisa tertawa saat
melihat warga sekitar datang mau membantu padahal tidak ada apa-apa. Di tempat
yang sama namun pada sore hari saat Bayud mau menggiring sapi-sapinya ke
kandangnya.
Bayud: "Toloonggg..... Toloonngg.... Ada macan yang datang dari hutan dan memakan sapi
saya, toloongg. Beneran ada macan..... Tidaaakkkk sapiku aaaarrghhh tolong".
Warga
pun kembali berdatangan untuk membantu Bayud yang meminta pertolongan.
Warga:" Mana macannya biar kami tangkap".
Bayud: "hahahahahaha..... wkwkwkwk. Nggak ada kok aku Cuma bercanda lagi wkwkwk"
Warga: "Kamu kenapa membohongi kami terus? Asal kau tahu kami juga punya kesibukan.
Kami sangat terganggu dengan ulahmu. (teriak warga)"
Herman:" Kamu sudah dua kali membohongi warga sekitar dan kami sudah jera dengan apa
yang kamu lakukan".
Warga: "Bagaimana ini pak apa perlu kita hajar saja Bayud ini (marah)"
Herman: "Sudah sudah. Kita bubar saja, jangan hiraukan lagi si Bayud".
Warga: "Tapi pak kami kesal sekali dengan ulahnya".
Eko: "Tenang bapak bapak, Bayud memang begitu orangya".
Herman: "Sudah, bubar saja ayo sudah hampir magrib nih".
Bayud: "Maaf maaf haha"
Warga
pun kembali ke tempat masing-masing dengan kesalnya. Kemudian pada esok hari
saat Bayud mau menggiring sapinya ke kandang. Tiba-tiba muncul seekor harimau
yang besar dari hutan. Bayud pun berlari ke arah rumah warga dan melihat
sapinya dimangsa oleh harimau. Sambil berlari dia meminta tolong.
Bayud: "Toloonggg.... Ada harimau.... tolongggg sapiku dimakannya.. Tolonnggg".
Krik
krik.. Tidak ada satu pun warga yang keluar untuk membantu karena mereka sudah
jera dengan ulah Bayud yang telah membohongi mereka.
Herman: "Lagi-lagi Bayud mau membuat ulah kebohongan".
Istri: "Apa tidak apa-apa dibiarkan saja,mungkin saja itu memang benar ada harimau".
Herman: "Nggak mungkin bu dia Cuma berbohong seperti kemarin".
Bayud
semakin menjadi-jadi, teriakannya semakin keras meminta tolong, namun tetap
tidak ada orang yang keluar untuk membantunya. Hingga harimau habis memangsa
sapinya dan Bayud pulang sambil menangis dan bertemu dengan temannya Eko.
Eko: "Kenapa kau menangis yud?"
Bayud: "Sapiku dimangsa harimau ko".
Eko: "Yang benar yud?"
Bayud: "Iya ko".
Eko: "Kenapa bisa sampai begitu, tidak meminta bantuan sama warga?"
Bayud: "Sudah ko tapi tidak ada yang keluar membantu".
Eko: "Hmmmm.. mungkin itu semua gara-gara ulahmu yang sudah membohongi warga sebanyak
dua kali dan mereka tidak percaya lagi sama kamu".
Bayud: "Iyaa ko, aku menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi".
Eko: "Baguslah kalau begitu. Sabar dan ikhlaskan saja sapimu".
Bayud pun menyesal atas perbuatannya yang suka membohongi para warga hingga apa yang didustakannya benar-benar terjadi. Semenjak kejadian itu, Bayud tidak berani berbohong lagi dan menjadi orang yang jujur. Pelajaran yang dapat kita ambil dari drama ini adalah janganlah suka berbohong kepada orang lain, karena apabila orang lain merasa seringkali dibohongi maka orang lain akan susah untuk mempercayai kita meskipun kita melakukan perbuatan jujur. Adapun perkataan kita yang dusta bisa saja dibenarkan oleh yang Maha Kuasa menjadi suatu kejadian yang benar-benar terjadi karena setiap perkataan bisa menjadi doa. Jadi, jangan suka berbohong ya kalo bisa tidak usah berbohong.
No comments:
Write comments